Saturday, September 1, 2012

Red Maze

sebuah cerita, sebuah kisah dari masa yang dekat namun jauh dari kita ..

Aku melangkahkan kakiku dengan riang. Hari ini hatiku sangat bahagia. Di toko cinderamata, tadi aku melihat sepasang cincin yang manis. Cincin itu pas dipakai hanya di jari kelingking. Tapi aneh ya, bikin cincin kok ukuran jari kelingking. Cincin itu bermata merah dan putih. Cincin bermata merah disebut red maze, cincin bermata putih disebut white topaz. Aku sangat menyukainya sehingga aku membelinya. Karena uang yang sekarang aku bawa hanya dapat membeli satu cincin, maka aku mengambil white topaz. Aku segera berpesan kepada pelayan agar cincin red maze jangan dijual karena aku akan membelinya setelah mengambil uang di ATM.

Beberapa saat kemudian,
"Apaa? Tidak ada?! Bagaimana mungkin? Kau lupa pesanku ya!" bentakku.
"Maaf bu, cewek itu memaksa saya untuk menjualnya. Dia bahkan menaikkan harga cincin tersebut" jawab si pelayan.
"Oh, gitu ya? Harga! Kalau gitu kamu maunya berapa? Berapapun boleh asal cincin itu jadi milikku! Ah, sudahlah aku pulang saja!" kesahku.

Di rumah,
Sejak pulang dari mall tadi aku terus cemberut. Aku merasa sangat kecewa. Mama yang melihatku sampai heran akan sikapku.
"Sha, hari ini kamu izin dulu saja lesnya," ujar mama lembut.
Aku merasakan belaian tangan mama di rambutku.
"Kenapa Ma? Kesha mau ikut les kok"
"Iya, tapi kamu kelihatan pucat, tidak enak badan? Mau ke dokter?"
"Ga usah Ma. Kesha baik-baik aja kok"
"Oke deh!"
Mama lalu pergi ke dapur untuk masak makan malam. Hari itu aku tertidur pulas jam 20.00 dengan cincin melekat pada kelingkingku. Tanpa aku sadari sesuatu telah terjadi padaku.

Pagi harinya,
Aku merasa lebih baik untuk berangkat kuliah. Aku gadis yang cantik, pintar, dan kaya. Aku kuliah di jurusan MIPA. Pagi itu aku belum merasakan apa-apa, belum tahu apa-apa. Sampai saat pulang kuliah.

Pulang kuliah,
"Apa-apaan sih! Apa yang terjadi padaku? Aku yang biasanya pintar, dimana kepintaranku? Aku benar-benar malu tadi. Berani-beraninya Melly mempermalukan aku! " teriakku penuh marah.
Dalam hati aku berpikir sejenak. Sejak kapan melly jadi pintar seperti itu? Biasanya ia tak pintar karena malas. Yang pintar kan aku, kok sekarang jadi dia? Tunggu sebentar! Tadi aku melihat sekilas di jari kelingkingnya ada cincin. Jangan-jangan cewek yang membeli red maze itu dia! Huh, jadi sebel banget! Eh..eh..eh.. apa mungkin...?? Ya, mungkin saja!."


bersambung ..
jewelsforme.com


No comments:

Post a Comment